Muktamar NU 34, Apa Harapan Generasi Milenial ?
Gelaran Muktamar NU sudah menjadi agenda yang sangat dinanti-nanti oleh warga nahdliyin di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Gelaran 5 tahunan yang secara normal digelar sebagai bentuk reorganisasi kepemimpinan di Jamiyyah Nahdlatul Ulama itu tertunda beberapa tahun karena adanya pandemi covid-19. Urgensi dilakukanya Muktamar NU adalah untuk mengevaluasi kinerja PBNU yang menjadi jamiyyah ijtimaiyyah dengan orientasi sosial keagamaan yang memprioritaskan masalahat lil ummat dalam mengembangkan ajaran islam ahlussunnah wal jamaah.
Selama ini manfaat NU sangatlah dirasa tidak cuma bagi jamaahnya kaum nahdliyin, akan tetapi bagi keutuhan Bangsa dan Negara. Ijtihad Politik yang dilakukan PBNU dengan tetap tegas menjaga teguhnya NKRI yang berideologi Pancasila dan UUD 1945 merupakan kesepakatan yang tidak bisa dirubah sampai kapanpun. Penasbihan ini juga ditanamkan kepada kader-kader NU sampai tingkatan bawah agar apa yang menjadi hasil ijtihad politik PBNU bisa dijalankan satu frekuensi oleh seluruh jamaahnya baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Kinerja PBNU tidak hanya secara nasional akan tetapi manfaatnya juga berpengaruh dalam perdamaian di tingkat internasional. Karena NU sebagai wadah umat islam yang berideologi Aswaja memberikan sumbangan pemikiran dan tindakan secara moderat guna mewujudkan islam yang rahmatan lil'alamin.
Muktamar ke-34 NU yang rencananya digelar di akhir Desember 2021 bertempat di Lampung Tengah, sampai hari ini membawa ghiroh yang luar biasa di seantero Nusantara, semua warga nahdliyin menyambut baik karena hal tsb sudah sangat dinanti sejak lama. Kepemimpinan KH. Said Aqil Siradj selama 2 periode di PBNU menjadi hal menarik dalam Muktamar kali ini, kinerja yang sudah dibangun dengan membawa PBNU menancapkan kakinya di kancah internasional bukanlah isapan jempol. Akan tetapi dalam proses menuju perkembangan NU yang lebih aktual dan kekinian, maka dibutuhkan sosok pembaharu dengan tidak meninggalkan kinerja baik di periode sebelumnya namun juga mampu bertransformasi mengupayakan inovasi agar PBNU benar-benar menjadi Organisasi yang Masalahat Lil ummat dan bisa lebih faktual dalam masa digital seperti sekarang ini.
Sosok Gus Yahya sapaan akrab KH. Yahya Cholil Ysaquf yang sekarang menjabat sebagai Katib Aam PBNU, dirasa sangat pas untuk menahkodai PBNU di masa sekarang. Kiprah beliau tidak cuma di tingkat Nasional akan tetapi sudah sangat mafhum sampai Internasional. Sosok yang low profile dan humble dengan anak muda sekarang, menjadi tolak ukur bahwa keterbukaan dalam digitalisasi di era 4.0 bisa membawa angin segar baru bagi PBNU di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan kaidah Almukhafadlotu 'alal qadimi as-shalih, wal ahdu bi aljadidi al-ashlah. Tetap menjaga tradisi kebaikan dalam kinerja PBNU, namun mampu bertransformasi mengupayakan inovasi dengan tetap manuthun bi almaslahah membuat rasa nyaman dalam berkiprah bagi umat manusia.
Semoga Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, bisa menjadi babak baru bagi NU menyongsong satu abad NU atau An-Nahdloh Ats-Tsani Kebangkitan ke dua NU di era digital dengan tetap amanah mengembangkan islam yang rahmatan lil 'alamin untuk kemanfaatan dunia .
Mohammad Luqman
Ketua PC GP Ansor Kab. Banyumas
👍👍👍
ReplyDelete